Muqodimah
Syahadatain begitu berat diperjuangkan oleh para sahabat,
bahkan mereka siap dan tidak takut terhadap segala ancaman kafir.
Sahabat nabi, misalnya Habib berani menghadapi siksaan dari
bahkan mereka siap dan tidak takut terhadap segala ancaman kafir.
Sahabat nabi, misalnya Habib berani menghadapi siksaan dari
Musailamah yang memotong tubuhnya satu persatu,
Bilal bin Rabah tahan menerima himpitan batu besar
di tengah hari dan sederet nama lainnya.
Mereka mempertahankan syahadatain.
di tengah hari dan sederet nama lainnya.
Mereka mempertahankan syahadatain.
Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani
mempertahankan kalimah syahadat? Ini disebabkan karena kalimah
syahadat mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka.
mempertahankan kalimah syahadat? Ini disebabkan karena kalimah
syahadat mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka.
Syahadat bagi mereka mempunyai arti yang sebenarnya mencakup
pengertian ikrar, sumpah dan janji. Mayoritas umat Islam
mengartikan syahadat sebagai ikrar saja.
mengartikan syahadat sebagai ikrar saja.
Apabila mereka tahu bahwa syahadat juga mengandung arti
sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat janji dan sumpah,
maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman.
Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahadat yang betul.
Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahadat yang betul.
Iman secara lisan oleh mulut,
juga diyakini oleh hati dan diamalkan dalam perbuatan sebagai
pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan
syahadat dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah,
pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan
syahadat dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah,
maka beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian,
ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah Swt
memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.
Kandungan Kalimat Syahadat :
Pernyataan (al-Iqraaru), yaitu suatu pernyataan seorang
muslim mengenai keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat karena
muslim mengenai keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat karena
didukung oleh Allah, Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(para nabi dan orang yang beriman).
Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan
dan memperjuangkan apa yang diikrarkan.
dan memperjuangkan apa yang diikrarkan.
Sumpah (al-Qasamu), yaitu pernyataan kesediaan
menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan syahadat.
menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan syahadat.
Muslim yang mengucapkan syahadat berarti siap dan bertanggung-jawab
dalam tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah
kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka jahanam.
Beberapa ciri orang yang melanggar sumpah adalah dengan
memberikan wala’ kepada orang-orang kafir, memperolok ayat-ayat
Allah, malas dalam sholat dan tidak punya pendirian.
memberikan wala’ kepada orang-orang kafir, memperolok ayat-ayat
Allah, malas dalam sholat dan tidak punya pendirian.
Perjanjian yang teguh (al-Miitsasqu), yaitu janji setia untuk
mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah
mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah
Allah yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul.
Syahadat adalah mitsaq yang harus diterima dengan sikap
sam’an wa tho’atan dan didasari dengan iman kepada Allah, Malaikat,
sam’an wa tho’atan dan didasari dengan iman kepada Allah, Malaikat,
Kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir dan qadar baik maupun buruk.
Dalil:
Ø Q.3: 18, syahadat yang berarti ikrar dari Allah, Malaikat dan
orang-orang yang berilmu tentang Laa ilaha illa Allah. Q.7: 172,
orang-orang yang berilmu tentang Laa ilaha illa Allah. Q.7: 172,
ikrar tentang Rububiyatullah manusia merupakan alasan
bagi ikrar tentang keesaan Allah.
bagi ikrar tentang keesaan Allah.
Q.3: 81, ikrar para nabi mengakui kerasulan Muhammad Saw
meskipun mereka hidup sebelum kedatangan Rasulullah Saw.
Ø Q.63: 1-2, syahadat berarti sumpah. Orang-orang munafiq
berlebihan dalam pernyataan syahadatnya,
padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta.
berlebihan dalam pernyataan syahadatnya,
padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta.
Q.4: 138-145, beberapa ciri orang yang melanggar
sumpahnya yaitu memberikan wala kepada orang-orang kafir,
memperolok-olok ayat Allah, mencari kesempatan dalam
kesempitan kaum muslimin, menunggu-nunggu kesalahan
kaum muslimin,malas dalam sholat dan tidak punya pendirian.
kaum muslimin,malas dalam sholat dan tidak punya pendirian.
Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan
bersifat seperti tersebut.
Q.5: 7, 2: 285, syahadat adalah mitsaq yang harus
diterima dengan sikap sam’an wa tha’atan didasari dengan
bersifat seperti tersebut.
Q.5: 7, 2: 285, syahadat adalah mitsaq yang harus
diterima dengan sikap sam’an wa tha’atan didasari dengan
iman yang sebenarnya terhadap Allah, Malaikat, Kitab-kitab,
Rasul-rasul, Hari Akhir dan Qadar baik maupun buruk.
Q.2: 93, pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat
Q.2: 93, pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat
Allah seperti yang pernah terjadi pada orang-orang Yahudi.
Jadi seseorang yang bersyahadat harus didasari dengan :
Iman.
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim penuh kesadaran
sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu:
sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu:
Ucapan (al-Qaulu) yang senantiasa sesuai dengan
isi hatinya yang suci. Perkataan maupun kalimat yang keluar
dari lidahnya yang baik serta mengandung hikmah.
isi hatinya yang suci. Perkataan maupun kalimat yang keluar
dari lidahnya yang baik serta mengandung hikmah.
Syahadah diucapkan dengan penuh kebanggaan iman
(isti’la-ul iman)
berangkat dari semangat isyhadu biannaa muslimin.
(isti’la-ul iman)
berangkat dari semangat isyhadu biannaa muslimin.
Membenarkan (at-Tashdiiqu) dengan hati tanpa keraguan.
Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa
rasa keberatan atau pilihan lain terhadap
apa yang didatangkan Allah.
Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa
rasa keberatan atau pilihan lain terhadap
apa yang didatangkan Allah.
Perbuatan (al-’Amalu) yang termotivasi dari hati yang
ikhlas dan kefahaman terhadap maksud-maksud aturan Allah.
ikhlas dan kefahaman terhadap maksud-maksud aturan Allah.
Amal merupakan cerminan dari kesucian hati dan upaya
untuk mencari ridha Ilahi. Amal yang menunjukkan sikap
mental dan moral Islami yang dapat dijadikan teladan.
mental dan moral Islami yang dapat dijadikan teladan.
Ketiga perkara diatas tidak terpisahkan sama sekali.
Seorang muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah dalam
hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan mengamalkan
hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan mengamalkan
sebagian ajaran Islam adalah munafiq I’tiqadi yang terlaknat.
Muslim yang meyakinikebenaran ajaran Islam dan menyatakan
syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan
syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan
dalam kehidupan adalah munafiq amali.
Sifat nifaq dapat terjadi sementara terhadap seorang muslim
oleh karena berdusta, menyalahi janji atau berkhianat.
Dalil:
Ø Q.49: 15, 4: 65, 33: 36, Iman adalah keyakinan tanpa
keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan,
keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan,
kepercayaan tanpa pilihan lain terhadap semua keputusan Allah.
Q.3: 64, sikap hidup yang merupakan cermin identitas Islam.
Ø Q.4: 123-125, Iman bukanlah hanya angan-angan,
tetapi sesuatu yang tertanam di dalam hati dan harus diamalkan
tetapi sesuatu yang tertanam di dalam hati dan harus diamalkan
dalam bentuk praktikal. Amal yang dikerjakan harus merupakan
amal sholeh yang dilakukan dengan ihsan dan penyerahan
amal sholeh yang dilakukan dengan ihsan dan penyerahan
yang sempurna kepada kehendak Allah.
Dalam melakukan amal tersebut,
Dalam melakukan amal tersebut,
seorang mukmin merasa dikawal oleh Allah Swt.
Ø Q.2: 80, diantara kekeliruan ummat Islam adalah
mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahwa neraka
mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahwa neraka
merupakan siksaan yang sebentar sehingga tidak apa
memasukinya. Atau mereka merasa akan masuk surga
semata-mata karena imannya sehingga
tidak perlu beramal sholeh lagi.
memasukinya. Atau mereka merasa akan masuk surga
semata-mata karena imannya sehingga
tidak perlu beramal sholeh lagi.
Ø Q.2: 8, 63: 1-2, 48: 11, Ucapan lisan tanpa
membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq I’tiqadi.
Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang
tidak ada dalam hatinya.
membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq I’tiqadi.
Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang
tidak ada dalam hatinya.
Hadits. Tanda-tanda munafiq ada tiga.
Jika salah satu ada pada seseorang,
maka ia merupakan munafiq sebahagian.
Jika salah satu ada pada seseorang,
maka ia merupakan munafiq sebahagian.
Bila keseluruhannya ada, maka ia munafiq yang
sesungguhnya yaitu: bila berbicara ia berdusta,
bila berjanji mengingkari, dan bila diberi amanah ia berkhianat.
bila berjanji mengingkari, dan bila diberi amanah ia berkhianat.
Ketiga tanda ini termasuk jenis munafiq amali.
Ø Imam Hasan Basri berkata, “Iman bukanlah angan-angan,
bukan pula sekedar hiasan, tetapi keyakinan yang hidup di dalam
hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan”.
bukan pula sekedar hiasan, tetapi keyakinan yang hidup di dalam
hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan”.
Konsisten (al-Istiqaamah)
Keimanan seorang muslim yang mencakup tiga unsur
di atas mesti selalu dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqamah.
di atas mesti selalu dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqamah.
Istiqamah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tetap pada pendirian,
tidak berubah dan tahan uji. Sikap istiqamah akan melahirkan
tiga hal yang merupakan ciri orang-orang
tiga hal yang merupakan ciri orang-orang
beriman sempurna, yaitu:
Syajaah (keberanian), muncul karena keyakinan sebagai
hamba Allah yang selalu dibela dan didukung Allah.
hamba Allah yang selalu dibela dan didukung Allah.
Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk
tegaknya yang haq (benar). Keberanian juga bersumber kepada
keyakinan terhadap qadha dan qadar Allah yang pasti.
Tidak takut pada kematian karena kematian di jalan Allah
Tidak takut pada kematian karena kematian di jalan Allah
merupakan anugerah yang selalu dirindukannya.
Itmi’nan (ketenangan) berasal dari keyakinan
terhadap perlindungan Allah yang memelihara orang-orang
terhadap perlindungan Allah yang memelihara orang-orang
mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat
pada Allah dan selalu berpanduan kepada petunjukNya
(kitabullah dan sunnah), maka ketenangan
akan selalu hidup di dalam hatinya.
(kitabullah dan sunnah), maka ketenangan
akan selalu hidup di dalam hatinya.
Tafaul (optimis), meyakini bahwa masa depan
adalah milik orang-orang yang beriman. Kemenangan
adalah milik orang-orang yang beriman. Kemenangan
ummat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti.
Mukmin menyadari bahwa amal perbuatan yang dilakukannya
tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah dengan
pembalasan yang sempurna.
tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah dengan
pembalasan yang sempurna.
Dalil:
Ø Q.11: 112-113, istiqamah artinya tidak menyimpang atau
cenderung pada kekufuran. Q.17: 73-74, istiqamah tetap teguh,
cenderung pada kekufuran. Q.17: 73-74, istiqamah tetap teguh,
tahan dan kuat dalam menghadapi dan melaksanakan perintah Allah.
Q.42: 15, terus berjuang menyampaikan ajaran Allah dengan
tidak mengikuti hawa nafsu.
Hadits: Abi Amr atau Abi Amrah Sofyan bin Abdillah,
Hadits: Abi Amr atau Abi Amrah Sofyan bin Abdillah,
ia berkata: “aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku
tentang suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya
kepada seseorang kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasulullah,
kepada seseorang kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasulullah,
katakanlah: aku telah beriman kepada Allah,
kemudian berlaku istiqamahlah kamu”.
(HR. Muslim).
(HR. Muslim).
Ø Q.41: 30-32, orang yang istiqamah akan didukung oleh
Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis.
Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis.
Q.9: 52, sumber keyakinan tentang qadha dan qadar yang
menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan
menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan
hanyalah ketentuan Allah belaka.
Q.3: 157-158, kemuliaan merupakan anugerah Allah
Q.3: 157-158, kemuliaan merupakan anugerah Allah
bagi orang-orang mukmin sehingga mereka tidak takut
menyampaikan risalahkebenaran, lihat Q.33: 39.
menyampaikan risalahkebenaran, lihat Q.33: 39.
Ø Q.13: 28, ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah.
Q.47: 7, 3: 173, 33: 23, ketenangan yang diperoleh karena
tawakkal terhadap janji perlindungan Allah yang pasti sehingga
timbul pula keberanian menghadapi musuh. Ibnu Taimiyah berkata,
tawakkal terhadap janji perlindungan Allah yang pasti sehingga
timbul pula keberanian menghadapi musuh. Ibnu Taimiyah berkata,
“apa yang hendak dilakukan musuh-musuhku terhadapku?
Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku.
Dimanapun aku berada ia selalu bersamaku.
Dimanapun aku berada ia selalu bersamaku.
Sesungguhnya kematianku adalah syahid.
Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan
Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan
mengusirku bagiku adalah travelling.
Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim
Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim
“sesungguhnya kita berada dalam kelezatan (hati)
yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu
yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu
mereka ingin mengambilnya dengan pedang-pedang mereka.
Ø Q.3: 160, optimis bahwa dengan pertolongan Allah tak
akan ada yang dapat mengalahkan.
Q.33: 22-23, contoh optimis para sahabat Rasul di perang Ahzab.
akan ada yang dapat mengalahkan.
Q.33: 22-23, contoh optimis para sahabat Rasul di perang Ahzab.
Hadits, Rasulullah yakin akan mengalahkan Rumawi dan Parsi
dengan menjanjikan kepada Saraqah bin Malik akan memberikan
dengan menjanjikan kepada Saraqah bin Malik akan memberikan
gelang dan mahkota Parsi dengan keislamannya.
Hal ini kemudian terbukti dengan kemenangan
kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
Hal ini kemudian terbukti dengan kemenangan
kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
Assa’adah (Kebahagiaan)
Ketiga hasil istiqamah tadi akan membuat kebahagiaan bagi
orang yang memilikinya. Jadi hanya syahadat sejati yang dapat
menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep syahadat
orang yang memilikinya. Jadi hanya syahadat sejati yang dapat
menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep syahadat
yang dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia
di dunia maupun di akhirat.
Dalil:
Al-Qur’an banyak menyebutkan bahwa orang beriman
akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah
di dunia ataupun di akhirat
akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah
di dunia ataupun di akhirat
Sumber:
Buku Kepribadian Muslim, Irwan Prayitno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar